Jumat, 05 April 2013

Surya Institute: Kami ingin agar anak-anak Indonesia mencintai matematika dan fisika !

sure center Surya Institute: Kawah Candradimuka Jagoan Fisika


Kehadiran Surya Institute yang dikomandoi oleh Profesor Yohanes Surya memberi warna cerah pada dunia fisika dan matematika di Indonesia. Di tangan Surya Institute, pelajaran matematika dan fisika bukan lagi momok menakutkan untuk diselami. Sebaliknya, matematika dan fisika menjadi pelajaran menyenangkan—bahkan menarik dan seru untuk dijadikan pertandingan tingkat nasional maupun global.  Dari Surya Institute ini, lahirlah para jagoan muda fisika dan matematika dari Indonesia.
“Kami menumbuhkan contoh-contoh yang bisa menjadi panutan anak muda Indonesia untuk menyakinkan bahwa Bangsa Indonesia ini mempunyai kemampuan dan bisa.  Profesor Surya selalu mengajak anak-anak Indonesia untuk terlibat lomba berskala internasional, termasuk menjadi inisiator dari lomba tersebut. Salah satunya, World Physic Olympiad 2011 yang akan digelar Desember nanti,” kata Srisetiowati Seiful, Direktur Eksekutif Surya Instute, kepada Marketeers, di Surya Research and Education Center, Serpong, Rabu (10/08).
Untuk mendukung akitivitas  dan pengajaran, Surya Institute membangun sebuah gedung di daerah komplek Scientia Square Gading Serpong, Tangerang yang diberi nama Surya Research and Education (SURE) Center. Gedung seluas 10.000 meter persegi  (termasuk asrama) di atas lahan 1 hektare  ini dilengkapi dengan laboratorium, perpustakaan, dan  ruang-ruang kelas berkapasitas 600-700 orang. Peletakan batu pertama SURE Center ini dilakukan pada 22 Februari 2010.  Surya Institute sendiri didirikan oleh Yohanes Surya pada 2006.
Surya Research and Education (SURE) Center, menurut Srisetiowati Seiful, merupakan tempat semacamhome base yang digunakan untuk pelatihan dan pendidikan baik guru maupun siswa.  Bangunan Sure Center ini bergaya futuristik dengan arstitektur yang mencolok sehingga mudah dikenali di antara  bangunan-bangunan lain di wilayah Gading Serpong. Konon, kata Srisetiowati, arstitektur ini meniru pola DNA.
“Tadinya, gedung ini dimaksudkan sebagai rumah untuk riset. Dalam prosesnya,  karena Surya University belum berdiri sepenuhnya, sekarang ini dipergunakan untuk STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Surya. Di sini, kami mendidik calon guru lulusan SMA, terutama dari daerah tertinggal. Setelah selesai S1, mereka bisa kembali ke daerahnya untuk menerapkan pelajaran dengan metode Gasing (Gampang Asyik Menyenangkan),” kata Srisetiowati.
21 Surya Institute: Kawah Candradimuka Jagoan Fisika
3 Surya Institute: Kawah Candradimuka Jagoan Fisika
surecenter2 Surya Institute: Kawah Candradimuka Jagoan Fisika
Seperti halnya kampus pada umumnya, STIKP Surya juga mempunyai kurikulum , dosen pengajar, dan sebagainya. Untuk kebutuhan tenaga pengajar STKIP, Profesor Yohanes Surya berhasil memanggil pulang 50 dosen S3 dari kampus-kampus ternama  dari dalam dan luar negeri.  Inilah yang selama ini digadang-gadang sebagai cikal bakal Surya University. Srisetiowati menambahkan di STIKP Surya juga  akan dikembangkan program khusus energi dan ilmu hayati. “STKIP ini diharapkan bisa memenuhi visi dan misi melahirkan 30 ribu guru pada tahun 2030. Inilah yang bisa dikontribusikan untuk Indonesia demi menghasilkan 30 ribu Phd. Inilah visi Profesor Yohanes Surya,” kata Srisetiowati.
Selain STKIP, Surya Institute menggelar pelatihan untuk anak-anak. Surya Institute, sambung Srisetiowati, menjalin kerjasama khusus dengan Pemerintah Provinsi Papua dan beberapa kabupaten, untuk mengangkat anak-anak Papua turut ajang olimpiade berskala nasional maupun internasional. Kabupaten di wilayah Papua tersebut, antara lain kabupaten Tolikara, Jayawijaya, Lanny Jaya, Puncak Jaya, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Timika, Raja Ampat, Fakfak, Sorong Selatan, Jayapura,  dan sebagianya.  Sekarang, Surya Institute berhasil mendidik 200 siswa SD dan 300 siswa SMA dari Papua. Yohanes Surya, menurut Srisetiowati, dalam lima tahun mendatang menyiapkan 40.000 mahasiswa untuk Surya Institute.
Surya Institute juga getol mempromosikan matematika dan fisika melalui aneka kegiatan seperti Gasing Expo 2011 yang bertema  bertema “Robotika” dan digelar di SURE Center. “Kami ingin agar anak-anak mencintai matematika  dan fisika, mengingat keduanya tidak lepas dalam hidup keseharian kita,” imbuh Srisetiowati.
Surya Institute berhasil mengirim siswanya yang  memenangi kontes internasional.  Misalnya, siswa Papua yang memenangi The First Step to Nobel Prize untuk Physics dan First Step to Nobel Prize untuk Chemistry yang lebih berbentuk riset. Selain itu, Surya Institute juga rutin mengirimkan siswanya dan menjadi juara dunia di International Physics Olympiad (IPhO) dan Asian Physics Olympiad (APhO) yang juga diprakrasai Yohanes Surya. Dia juga menginisiasi Asian Science Enterprise Challenge—ajang wirausaha tingkat Asia yang berbasis sains, yang mana pemenangnya akan ditandingkan di tingkat global. Ajang lain yang diikuti, seperti Balkan Mathematical Olympiad (BMO), Asian Science and Math for Primary School yang akan digelar di SURE Center pada November mendatang, dan WoPhO Desember nanti.


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar