Efek dari perubahan iklim dan pemanasan global secara perlahan mulai terasa. Hal ini setidaknya terlihat dari salju abadi Gunung Andes yang berubah hanya dalam 25 tahun terakhir.
Seperti yang dilansir oleh NY Times (4/4), sebenarnya, salju abadi ini sendiri diperkirakan baru akan menipis dalam waktu 1.600 tahun ke depan. Namun begitu, nyatanya salju ini tidka bisa membendung lagi pemanasan global sehingga harus meleleh hanya dalam waktu 25 tahun saja.
Bukti ini sendiri terlihat dari sebuah lapisan es di Quelccaya, Peru, lapisan es terbesar di daerah tropis di dunia. Akibat melelehnya es ini, daerah tersebut pun kini menjadi tanah tandus dengan beberapa tumbuhan yang baru mulai tumbuh setelah ribuan tahun membeku.
Penemuan ini sendiri bukanlah yang pertama, beberapa tahun lalu, juga diketahui ada sebuah daerah yang juga ikut meleleh lapisan esnya. Dari bukti zat kimia yang terkandung, bisa diketahui bahwa es yang meleleh tersebut juga lebih panjang usianya, sekitar 5 milenium atau 5.000 tahun.
Para ahli pun memperkirakan bahwa pemanasan global merupakan penyebab dari melelehnya lapisan es ini. Dikarenakan efek rumah kaca, berbagai daerah di bumi pun mengalami perubahan yang signifikan.
Terutama di Quelccaya, kata peneliti, daerah dataran tinggi di wilayah tropis ini diketahui memang sangat sensitif dengan perubahan cuaca dan temperatur. Akibatnya, banyak lapisan esnya mulai mencair.
Akibat dari mencairnya es ini memang memberikan dampak jangka pendek untuk penduduk yang ada di bawah gunung ANdes, yaitu bertambahnya lahan pertanian dan pasokan air. Meski begitu, akan membawa dampak yang lebih besar nantinya, yaitu menipisnya cadangan air yang biasanya tersimpan dalam bentuk es.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar