Selasa, 16 April 2013

Angka Kematian Wanita Akibat Kanker Paru-paru Meningkat



Hingga pertengahan dekade ini, angka kematian wanita di Eropa akibat kanker paru-paru meningkat lebih tinggi daripada akibat kanker payudara. Itulah pernyataan resmi dari hasil penelitian Department of Epidemiology, University of Milan, Italia dan Cancer Epidemiology Unit, University of Lausanne, Swiss, yang dipublikasikan. Bahkan kondisi tersebut sudah terjadi di Inggris dan Polandia.
Para peneliti menyatakan, pada tahun 2013 diperkirakan 82.640 wanita dari seluruh negara di Eropa akan meninggal akibat penyakit kanker paru-paru atau dalam perbandingan adalah 14 kematian per 100.000 wanita. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 7% sejak tahun 2009.
“Jika angka perbandingan kematian antara kanker paru-paru dan kanker payudara ini terus berlawanan, maka pada tahun 2015 kanker paru-paru akan menjadi penyebab kematian akibat kanker tertinggi di seluruh Eropa. Kondisi ini terjadi tertinggi di Inggris dengan 21,2 kematian per 100.000 wanita dan di Polandia dengan 17,5 kematian per 100.000 wanita,” ungkap Professor Carlo La Vecchia (MD), Kepala Department of Epidemiology dari Itali.
Meski kanker paru-paru menjadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker pada pria, yaitu diperkirakan 187.000 kematian atau 37,2 kematian per 100.000 pria, namun jumlah tersebut menurun 6% dibandingkan tahun 2009.
Apakah Penyakit ini karena Asap Rokok?
Para ahli percaya rokok dapat menyebabkan kanker paru dengan merusak sel yang melapisi paru-paru. Ketika Anda menghirup asap rokok, yang penuh dengan zat penyebab kanker (karsinogen), perubahan pada jaringan paru-paru segera dimulai. Pada awalnya, tubuh Anda mungkin dapat memperbaiki kerusakan ini. Tetapi dengan paparan berulang, sel-sel normal yang melapisi paru-paru Anda akan semakin rusak. 
Namun, bagi mereka yang tidak pernah merokok atau menjadi perokok pasif secara jangka panjang juga dapat mengakitbatkan kanker paru. 
"Perubahan sel normal menjadi ganas atau kanker diakibatkan oleh dua hal besar yaitu pajanan tehadap bahan-bahan "karsinogenik" seperti rokok (gaya hidup) dan 'bakat' atau kerentanan dari sel-sel itu sendiri," jelas Aru yang kini menjabat sebagai ketua Pengurus Besar Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI).

Menurut Prof. La Vecchia, “Tingginya angka penyakit kanker paru-paru diakibatkan dari meningkatnya perilaku merokok pada wanita berusia muda karena perubahan sosio kultural di akhir tahun 60an dan 70an. Namun sebenarnya angka wanita muda perokok di Eropa berangsur-angsur menurun, sehingga angka kematian akibat kanker paru-paru ini baru akan turun setelah tahun 2020 yaitu dengan perkiraan 15 kematian per 100.000 wanita.”
Menurut Professor Fabio Levi (MD), Kepala Cancer Epidemiology Unit dari Swiss, “Hasil dari penelitian ini akan menjadi kunci pesan utama kepada pemerintah Uni Eropa untuk melakukan kontrol konsumsi tembakau. Jika banyak yang mau berhenti merokok atau tidak merokok sama sekali maka ratusan ribu nyawa akan tertolong dari kematian akibat kanker.”
Bagaimana dengan Indonesia? Mungkin belum ada riset yang menunjukkan angka pasti jumlah kematian karena kanker paru-paru akibat polusi udara rokok. Namun, secara keseluruhan penduduk Indonesia memiliki resiko tinggi mengalami hal yang sama. Persentase terjadinya kanker paru-paru signifikan lebih tinggi pada wanita Asia.
Situs About.com melansir, 10-15 persen kanker paru-paru terjadi pada mereka yang bukan perokok. Sementara 50 persen lainnya terjadi pada mantan perokok. Dua pertiga dari non-perokok yang menderita kanker paru-paru adalah wanita, dan 20 persen kanker paru pada wanita terjadi pada individu yang tidak pernah merokok.   
So, bagi para perokok, selamatkan ibu dan saudara, anak dan cucu, orang-orang yang Anda cintai, dan selamatkanlah dirimu sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar