Jumat, 22 Maret 2013

Wajib dibaca: Tahun Masehi Sudah Lama Salah Perhitungan Tanggal !


Awalnya, sistem penanggalan manusia terdahulu menggunakan penanggalan qamariah atau disebut juga dengan penanggalan lunar year. Jadi dapat dikatakan bahwa penanggalan qamariah telah digunakan semenjak masa Nabi Adam As. Hingga suatu saat terjadilah bencana maha dahsyat pada masa Nabi Nuh As. Setelah topan Nuh,  terjadilah pergantian musim karena Bumi melenggang zigzag ke selatan dan ke utara garis ekliptik sewaktu mengorbit pada lingkaran oval keliling Surya. Pergantian musim tersebut ternyata mempengaruhi sosial ekonomi penduduk saat itu. Penduduk Mesir kemudian menjadikan pergantian musim sebagai dasar penanggalan sesuai dengan jadwal pertanian waktu itu, ditandai dengan bintang Sirius bersamaan terbitnya dengan Surya di ufuk timur. Menurut keterangan yang ada, hal yang bersamaan juga berlaku pada bangsa Maya di Mexico, semenjak kira-kira 580 tahun sebelum Masehi.

Sewaktu Julius Caesar berada di Mesir, dia mempelajari penanggalan musim yang sedang berlaku, dan dengan dibantu oleh seorang astronom Greek bernama SOSIGENES, Julius lalu berubah tradisi bangsa Roma yang ketika itu masih memakai Qamariah dengan penanggalan musim dan menggunakan nama bulan July untuk kehormatannya. Dia dilahirkan pada tahun 116 sebelum Masehi dan meninggal tahun 44 sebelum Masehi, sedangkan penanggalan musim itu mulai disahkannya pada tahun 45 sebelum Masehi, yaitu satu tahun sebelum kematiannya.



Sewaktu penanggalan itu diuji ternyata cocok dengan pergantian musim yang satu tahunnya terdiri dari 365 hari 6 jam. Mulailah bangsa lain mengganti sistem penanggalan, yang mulanya memakai Lunar Year, menjadi sistem penanggalan musim. Penganut Protestan barulah memakai penanggalan musim pada permulaan abad 18 Masehi, Perancis pada tahun 1793, Jepang tahun 1873, China tahun 1912, Greek tahun 1924, dan Turkey tahun 1927 (The 1973 World Almanac And Book of Facts).

Setelah enam belas abad berlalu, ternyata penanggalan musim yang disahkan Julius Caesar itu tidak tepat lagi sebagai tahun musim, karena memang lenggang Bumi ke utara dan ke selatan telah semakin berkurang sesuai dengan berkurangnya gerak pendulum bebas. “Bumi jadi semakin dingin”, musim dingin lebih cepat datangnya daripada waktu lampau.

Maka saat itu, Paus Georgery VIII memperpendek penanggalan tersebut dan mengubah tanggal 4 oktober 1582 menjadi tanggal 15 oktober. Yakni dengan memperpendek sebelas hari, didasarkan pada waktu tahun musim yang telah semakin berkurang. Tepatnya waktu itu ialah 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Penanggalan inilah yang masih dipakai sampai pada abad 20 Masehi di antara berbagai bangsa.

Inggris dan daerah kolonialnya di Amerika merubah tanggal 3 September 1752 jadi tanggal 14 September, hingga kelahiran George Washington yang mulanya tercatat di tanggal 11 Pebruari 1731 harus dirubah menjadi tanggal 22 Pebruari 1731.

Penanggalan musim yang disebut dengan tahun Masehi kini bukanlah didasarkan atas edaran bumi keliling surya, karena Julius Caesar dan Paus Georgery VIII sendiri masih menyangka bintang-bintang mengitari Bumi dan mereka belum mengetahui keadaan Bumi sebenarnya. Tetapi anehnya masyarakat manusia kini masih berpegang pada penanggalan musim tersebut bahkan mengira bahwa orbit bumi keliling surya adalah menjadi dasar dan cocok dengan penanggalan itu. Berbeda dengan penanggalan musim (masehi), sistem penanggalan qamariah jauh lebih stabil dan panjang tahunnya tak pernah berkurang.

Hendaklah orang berbulan baru di waktu Hilal Bulan mulai ada di ufuk barat di senja hari yang berlaku pada penanggalan Qamariah, tetapi orang yang memakai penanggalan musim tidak memperdulikan Hilal Bulan itu bahkan mereka sering berbulan baru di waktu Bulan telah purnama.

Satu kali orbit Bumi keliling Surya bukan 360 derajat tetapi 345 derajat dilaluinya selama 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik. Dalam satu bulan Qamariah, Bumi bergerak sejauh 28˚ 45’ atau dalam satu hari sejauh 0derajat 58’ 28’’,4.

Perlu dicatat bahwa Bulan mengorbit keliling Bumi sejauh 331˚ 15’, selama 29 hari 12 jam 44,04 menit. Dia bergerak dalam satu hari sejauh 11˚ 12’. Jadi keliling 360˚ - 331˚ 15’ = 28˚ 45’ kalau dikalikan 12 bulan Qamariah maka satu tahun Islam adalah 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik atau 345 derajat gerak edar Bumi keliling Surya.

Untuk mengitari Surya 360 derajat keliling, maka Bumi memakai waktu selama 370 hari. Dalam pada itu satu tahun musim pada abad 20 Masehi dijalani Bumi sejauh 355˚ 12’ selama 365 hari 6 jam. Hal ini dapat dibuktikan dengan terlambatnya bintang-bintang di angkasa pada waktu tertentu yang sama setiap tahunnya sejauh 4˚ 48’.

Jadi menurut tahun musim atau Solar Year, maka Bumi bergerak keliling Surya sejauh 355˚ 12’ yaitu 4 48’ sebelum mencapai titik lingkaran penuh, hingga 360˚ - 355˚ 12’ = 4˚ 48’ jika dikalikan dengan 75 tahun musim menjadi 360˚ barulah Bumi berada pada posisi pertama selaku awal tahunnya. Ketika itu bintang-bintang di angkasa mungkin berada kembali pada posisi tertentu pada waktu bersamaan dengan 75 tahun yang lampau, karena Bumi sendiri bukan berada pada titik perihelion orbit semula.

Namun jika dihitung menurut tahun Hijrah atau Lunar Year, ternyata Bumi memulai orbitnya dari titik perihelion pada tanggal 1 Muharram, lalu bergerak 345 derajat keliling Surya yaitu 15˚ sebelum mencapai titik lingkaran 360 penuh. Setelah 24 tahun kemudiannya, Bumi berada kembali pada posisi bermula, yaitu 360˚ - 345˚ sama dengan 15˚ x 24 tahun = 360˚. Waktu itu setiap bintang di angkasa berada kembali pada posisi tertentu bersamaan dengan posisinya pada waktu tertentu 24 tahun yang lampau, dan Bumi juga berada kembali pada titik perihelion orbitnya bermula.



Sumber
www.laskarislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar