Jumat, 19 April 2013

Takut Jadi Kanibal, Pramusaji Kabur



Di salah satu pasar di Chongjin, kota di ujung pantai Korea Utara. Seorang pramusaji mengaku dipaksa untuk menyajikan hidangan khusus masakan daging manusia. Hidangan itu  untuk dimakan para pekerja sambil menenggak alkohol.

Pikiran bahwa suatu saat nanti ia akan terpaksa memakan daging manusia, jadi kanibal, menghantui benak pria itu. Pria yang bernama Sung Min Jeong dalam wawancara eksklusif dengan [I]News.com.au[/I], mengaku nekat kabur dari Korut dengan  susah payah, hingga kemudian berhasil menetap di Australia.

Sung Min Jeong (44) mengisahkan perjalanannya kabur yang penuh penderitaan, dan menguak fakta mengerikan tentang negaranya yang menututup diri dari dunia.

"Jika aku tidak lari dari Korut, aku mungkin akan makan daging manusia," kata Jeong, melalui penerjemah, seperti dimuat[I] News.com.au[/I], Rabu (17/4).

Kehidupan Jeong di Korut awalnya baik-baik saja, ayahnya adalah seorang tentara, yang berasal dari China. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana, satu lantai, di sebuah kota industri. Keluarga itu menanam sendiri sayuran seperti bayam dan kentang di halaman belakang.

Namun, hidup di Korut di dekade 1980-an sampai 1990-an adalah pengalaman mengerikan, menghadapi sejumlah depresi,  baik ekonomi maupun emosional. Antara 1995-1997, ketika kelaparan melanda Chongjin, Jeong mengaku melihat jasad-jasad bergeletak di jalanan kota.

Kemudian diikuti masa duka berkepanjangan. Selama bersekolah 4 tahun di sekolah dasar, Jeong dan semua anak di Korut diajarkan bahwa pendiri Korut, Kim Il-sung adalah "manusia setara dewa".

Saat Kim Il-sung kemudian meninggal. Negeri kecil itu dilanda duka mendalam. Semua warga diminta bergabung dalam sesi menangis publik- semua orang harus menangis. Dan meski ia tak merasakan simpati, Jeong toh akhirnya bergabung dengan rekan-rekannya yang lain. Ikut bercucuran air mata.

Apalagi, karena ayahnya berlatar belakang militer, ia kerap membaca koran asing di rumah teman-temannya yang kaya, atau terkadang sembunyi-sembunyi mendengarkan radio Korsel. Saat beranjak dewasa, ia mukai berjualan, alkohol juga tembakau, di pasar gelap.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar