Jumat, 19 April 2013

Masih Sering Mengeluh, Lihat Foto Ini !

Black canvas: A world of opportunity was opened up to Luka, using just these coloured sheets of opportunity is opened up to Luka using just the coloured sheets

Luka, usianya baru 12 tahun. Masa kanak-kanak yang semestinya dinikmati dengan sukacita, bermain dan merasakan dunia. Sayang, ia menderitamuscular dystrophy - penyakit degeneratif yang memaksanya harus terdiam di kursi roda, dan semakin lemah dari waktu ke waktu.

Dalam penderitaan dan keterbatasan mencecap indahnya masa kanak-kanak, Luka tetap punya imajinasi setinggi langit. Ia ingin merasakan dinginnya air dan bermain bersama ikan-ikan, belajar memasukan bola basket ke dalam keranjang, melompat dan salto, bahkan sekadar meniti anak tangga. Sederhana bagi kita yang sehat, nyatanya tidak demikian untuk Luka.

Seorang fotografer, Matej Peljhan yang sekaligus kawan Luka menangkap mimpi-mimpinya. "Aku ingin bangun dari kursi roda dan melihat diriku bermain, walau hanya dalam urutan gambar." Kira-kira begitulah yang digagas Luka kepada Matej.

Diangkatnya Luka dari singgasana, dibaringkan di atas set, lalu Matej menjepret Luka secara vertikal. Sebuah teknik fotografi biasa, tetapi penuh cerita.

Maka, setelah melakukan sesi foto, inilah yang bisa kita lihat bersama. Keceriaan Luka dalam dunia imajinasinya, tertawa di masa kanak-kanak yang hilang. Mungkin, hanya dengan cara inilah Luka bisa menghapus semua luka di hatinya.


Shooting hoops: The clever images allow Luka to explore a world where he can try sports like basketball

Trickery: The images were created without the help of Photoshop simply using coloured sheets and household objects

Imaginary world: The touching images allowed Luka, 12, to experience pleasures beyond the confines of his wheelchair

Deep sea dive: Wearing flippers and with some carefully placed ping pong balls, Luka appears to be underwater

Inspired: The idea for the pictures came when Luka said he would like to see himself in photographs getting up to mischief

Little Prince

Matej Peljhan





1 komentar: